Dulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih
mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses
perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa
kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat
ini.
A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai
berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu,
agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang
mencoba mendekatkan diri pada-Nya, namun
tenanglah wahai temanku, perubahanku,
tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya
dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku
tahu langkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua
dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin
dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena
percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm
sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah
sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?
X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi
Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku
masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci
itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain.
Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku,
ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan
dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat
sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa
malu, ketika orang" melihatkuDulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih
mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses
perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa
kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat
ini.
A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai
berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu,
agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang
mencoba mendekatkan diri pada-Nya, namun
tenanglah wahai temanku, perubahanku,
tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya
dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku
tahu lngkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua
dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin
dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena
percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm
sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah
sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?
X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi
Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku
masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci
itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain.
Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku,
ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan
dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat
sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa
malu, ketika orang" melihatkuDulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih
mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses
perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa
kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat
ini.
A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai
berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu,
agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang
mencoba mendekatkan diri pada-Nya, namun
tenanglah wahai temanku, perubahanku,
tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya
dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku
tahu lngkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua
dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin
dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena
percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm
sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah
sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?
X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi
Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku
masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci
itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain.
Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku,
ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan
dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat
sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa
malu, ketika orang" melihatku begitu baik, padahal nyatanya diri ini tidak sebaik itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar