Jumat, 16 Mei 2014

Pelajaran dari seorang teman

Dulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat ini.

A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu, agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang mencoba mendekatkan diri pada-Nya,  namun tenanglah wahai  temanku, perubahanku, tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku tahu langkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?

X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain. Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku, ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa malu, ketika orang" melihatkuDulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat ini.
A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu, agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang mencoba mendekatkan diri pada-Nya,  namun tenanglah wahai  temanku, perubahanku, tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku tahu lngkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?
X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain. Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku, ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa malu, ketika orang" melihatkuDulu pernah ada seorang teman, yang mencoba lebih mendekatkan diri pada-Nya .
Sungguh baru teringat akan dirinya, dan bagaimana proses perubahannya, tahap demi tahap, sedikit demi sedikit, namun pasti, tanpa kesalahan dan tanpa mengganggu siapapun.
teringat jg suatu percakapan, yg msh terbayang hingga saat ini.
A : wahai teman ku, knp aku merasa dirimu perlahan mulai berubah?
X : maafkan aku teman, saat ini, aku akan memberitahumu, agar tidk terjadi anggapan buruk tentang ku .. Saat ini, temanmu ini sedang mencoba mendekatkan diri pada-Nya,  namun tenanglah wahai  temanku, perubahanku, tidak akan mengganggu hubungan kita, aku akan mencoba semakin dekat pada-Nya dgn tidak mengganggu siapapun termasuk dirimu .
A : Wahai teman, sungguh bangga aku mengenalmu. Bolehkah aku tahu lngkah awal apa yg akan kamu lakukan ?
X : Pertama yg akan aku lakukan adalah menguatkan dulu semua dasar" ilmu agama yg seharusnya. Karena percuma jika aku terlihat semakin dekat, namun dasarnya saja blm aku miliki.
A : Dasar apa yg kau maksud ?
X : Shalat ku yg pertama dan yg paling utama. Karena percuma, ketika terlihat baik dimata org lain, namun shalatku saja blm sempurna.
A : Lalu, apalagi yg akan kau lakukan ketika shalatmu telah sempurna.
X : Mungkin sifat dan sikapku yg akan aku ubah.
A : Sikap seperti apa wahai teman?
X : Tentu saja, membuang sifat dan sikap yg tidak diridhoi Allah. Karena untuk apa aku terlihat begitu baik dimata org lain, namun aku masih suka menyakiti hati saudaraku sesama muslim. Bukankah jelas Allah membenci itu. Juga sikap manusiawi ku, yg dulu msh sering mengatai tentang org lain. Ketika aku masih menyakiti saudaraku, ketika aku masih suka mengatai saudaraku, ketika aku msh pernah meninggalkan shalatku, ketika aku blm bisa menyempurnakan dasar ilmu agamaku, mungkin aku blm akan melangkah lebih jauh. Karena ibarat sebuah rumah, akan goyah ketika pondasinya tidak kuat . Maka aku akan merasa malu, ketika orang" melihatku begitu baik, padahal nyatanya diri ini tidak sebaik itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar